Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam Rancangan APBN Perubahan 2011 sebesar 95 dollar AS per barrel. Hal ini disebabkan rata-rata harga minyak Indonesia tahunan bergerak sudah melebihi 10 persen dari asumsi makro APBN 2011.

Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita H Legowo, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, tentang Pembahasan Asumsi Makro Pada Rancangan APBN 2011, Rabu (6/7/2011), di Gedung MPR/DPR, Jakarta.

Evita menjelaskan, pola perkembangan harga minyak sejak September 2007 mengalami gejolak yang sulit diprediksi. Pengaruh bursa di pasar komoditas dan pengaruh geopolitik di negara-negara produsen minyak.

Sejak awal April 2011, harga minyak Indonesia mulai turun, diharapkan pola yang terjadi pada September 2008 (saat harga minyak mentah mulai anti klimaks) sudah mulai pada April lalu.

Dalam APBN 2011, dalam hal rata-rata harga minyak Indonesia 10 persen di atas asumsi makro APBN, pemerintah diamanatkan dapat melakukan kebijakan penyesuaian harga BBM. "Rata-rata harga minyak Indonesia tahunan bergerak sudah melebihi 10 persen dari asumsi makro APBN 2011," kata dia.

Pola perkembangan harga minyak sejak tahun 2008 berbeda dengan pola tahun-tahun sebelumnya. "Perkembangan harga minyak Juni-Desember diharapkan dapat kembal i kepada harga minyak yang direferensikan oleh OPEC (sekitar 80 dollar AS per barrel), sehingga rata-rata harga minyak Indonesia tahun 2011 sekitar 95 dollar AS per barrel," ujar Evita menjelaskan.

Dalam asumsi APBN 2011, harga minyak bumi Indonesia 80 dollar AS per barrel. Sedangkan realisasi sampai dengan Mei 2011 mencapai 107 dollar AS per barrel. Kementerian ESDM memperkirakan, ICP tahun 2011 sebesar 95 dollar AS per barrel. "Atas dasar itu kami mengusulkan ICP dalam RAPBN Perubahan 2011 sebesar 95 dollar AS per barrel," kata dia.

Dengan pertimbangan, pada awal Mei 2011, harga minyak cenderung turun karena adanya resesi ekonomi yang disebabkan tingginya harga minyak.

Adanya komitmen OPEC untuk tetap meningkatkan produksi minyak, dan diprediksikan keadaan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara akan makin baik, sehingga menyebabkan kestabilan harga minyak.

Perkembangan harga minyak dunia pada 21 Juni lebih rendah dari 29 April 2011. Sebagai contoh, harga minyak WTI (di NYMEC) turun dari 113,74 dollar AS per barrel menjadi 93,40 dollar AS per barrel, harga minyak mentah Brent (di ICE London) turun dari 124,9 5 dollar AS per barrel menjadi 110,95 dollar AS per barrel.

Sedangkan harga minyak Dubai (di Platts) turun dari 118,6 dollar AS per barrel menjadi 107,15 dollar AS per barrel, sedangkan harga minyak mentah Minas/SLC (di Platts Singapura) turun dari 129,44 dollar AS per barrel menjadi 115,78 dollar AS per barrel.

Sementara itu harga minyak mentah Indonesia (ICP) Juni (sementara sebesar 116,06 dollar AS per barrel. Adapun ICP Mei 115,18 dollar AS per barrel. Sementara itu ICP rata-rata Januari-Jui 2011 sebesar 111,35 dollar AS per barrel, dan ICP rata-rata Desember 2010-Juni 2011 (acuan APBN) sebesar 108,49 dollar AS per barrel. ICP rata-rata Juni 2010 sampai dengan Juni 2011 (nilai ICP 12 bulan terakhir ) 96,10 dollar AS per barrel," ujarnya. Demikian catatan online Muji yang berjudul Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.